Rabu, 01 Agustus 2012

Renungan Ditengah Konser SID & PWG

Renungan Ditengah Konser SID & PWG

"Thx... PRJ!"
Hai!

Dan konser kemarin -konser yang kutunggu-tunggu itu- jujur saja agak membuatku sedih. Sedikit sedih ditengah kebanggaan di dada akan kebesaran Superman Is Dead sekarang. Pekan Raya Jakarta jadi saksi pertemuan kami kembali. Bagian menarik dari pertemuan kali ini -entah karena panitianya memang lugu atau bagaimana- mereka menyepanggungkan SID dengan, ehm... Pee Wee Gaskins!!!


Panitia yang sangat berani, bahkan terkesan nekat, bukan?!

Baik, ini ulasan peristiwanya!
Pertama-tama, bayangkanlah sebuah lautan manusia beratribut Outsiders memenuhi bibir panggung dengan kaos, topi, bahkan poster besar pokoknya semua berbau Superman Is Dead. Nah, dimanakah anak Dorky, para fans PWG berada? Of course tidak ditengah-tengah massa hitam-merah ini, mereka ada di belakang. Dan massa berwarna-warni ngejreng dan terlihat masih belia sekali.

And the mad time begin!
Dimulai dengan MC yang (dibayar untuk) cerewet, dimana setiap mereka menyebut kata-kata tertentu langsung disambut koor "WUU...." dari penonton, sampai pada sesi wawancara pertama untuk PWG yang jauh dari khusyuk. Bagaimana tidak, lontaran teriakan "Anj*ing lo!!!", "Turun bang*sat!!!", dan sebangsanya meluncur dengan fasih dari penonton tiap mendengar kata "Pee Wee Gaskins", "PWG" maupun "Dorky". Belum lagi lautan jari tengah yang mewabah di udara. Outsiders malam itu kompak duduk manis, memberi pesan bahwa PWG yang dipanggung itu tak layak mendapat atensi.

Pokoknya, kalau kau menjadi PeeWee malam itu, kau akan menangis dan berlari pulang. Sambil menutupi wajah!

Aku pernah punya band, kami pun pernah diteriaki atau dimaki-maki. Itu memang kehidupan wajar bagi tumbuh kembang sebuah band, apalagi yang hidup ditengah massa penuh asap rokok dan bau alkohol. Karena itu ku tahu pasti, keadaan itu akan membuat perut para personel mulas-mulas. Persis seperti saat ku diteriaki oleh para pemabuk di Peanut Bar, Kuta dulu!

Sesi wawancara Pee Wee berakhir.
Tak lama kemudian, sesi wawancara SID dimulai. Lautan manusia yang tadi duduk manis serentak berdiri. Semua bertepuk tangan. Aku juga berdiri, sumringah. Pertanyaan MC mengalir seiring jawaban dari SID, dimulai yang nyleneh sampai yang serius. Tapi sebelum meninggalkan panggung, Ari Astina alias JRX mengambil microphone dan berpesan,

"...nanti jangan ada lempar-lemparan, ya. Atau kami pulang..."

Yeah... 
Sebuah ancaman?
Bukan juga. Sudah bukan rahasia lagi bila PWG manggung, berbagai material akan beterbangan ke arah panggung. Semua penonton bertepuk mendengar pesan damai JRX sang orator ini. Aku pun membatin, "bijak sekali kau, JRX... penonton membutuhkan kata-kata itu!"

Tapi bahkan pesan langsung dari bibir sang idola tak bisa menempel lama di dahi pemirsa!

Begitu PWG naik panggung, massa beringas dan lupa pada aksi duduk diam mereka! Berdiri, berteriak, mengumpat, mengacungkan jari tengah. Hellyeah, meski miris, aku masih manganggap ini oke-oke saja. Tapi -sayang beribu sayang-
mulai ada aksi lempar-lempar.

Hmm...
Panitia mungkin membaca bahwa suasana terlalu panas dan harus segera didinginkan. Secepatnya! Mulailah mereka menyemprot air. Aku awalnya kegirangan, berjingkrak di bawah semprotan air konser yang selalu menyenangkan sambil menari liar ala setan. Tapi ini kok makin deras, haha. Aku pun menyingkir agak ke pinggir. Ternyata semprotan itu sukses membubarkan kerumunan kesetanan secara halus. Tapi masih saja material-material beterbangan.

lagu pertama PWG berakhir...
... dan hal mencengangkan itu terjadi!!!

Aku tersenyum bangga melihat apa yang nampak di panggung saat ini...
Superman Is Dead, tiga pahlawan sejak aku masih ingusan 9 tahun lalu, muncul dari belakang panggung berasap dan berdiri di pinggir panggung. Gagah sekali! Susah payah aku mendongakkan leher agar bisa melihat mereka. Kemudian JRX dengan lantang berkata...

"...Kalian terserah berteriak atau mengacungkan jari apapun, tapi tolong jangan melempar sesuatu. Properti band kesayangan kalian juga bisa jadi korban. Hargai band mereka, biarkan mereka menjadi diri mereka sendiri. Menjadi diri sendiri itu tidak mudah, dan usaha itu harus kita hargai..."
kata-kata selanjutnya tak kudengar jelas, karena tepuk tangan dan elu-elu membahana terdengar lagi. Ending orasi sang drummer dapat kutangkap sedikit...

"... jangan bikin malu kami..."

Yeah...
Pee Wee kembali melanjutkan bernyanyi, dan benda-benda beterbangan lagi. Aku terus mengacungkan jari tanda piss ke udara, meski orang-orang yang sibuk mengacungkan jari tengah memandang murka padaku. Aku tak peduli... karena memang itu yang ada di hatiku, itu yang ingin ku sampaikan. Sebuah jari tanda damai!

Saat asik mengacung jari, orang disebelah kiri ku -yang sejak tadi memperhatikan- mendadak bicara...

"nggak aneh kok bro. Yeah, inilah hidup sebuah band!"
Hah? Aku bingung, antara orang ini berbicara padaku, atau ia berbicara dengan dirinya sendiri.
"Ingat SID awal-awal muncul dulu?" ia bertanya retoris padaku, "bahkan lebih parah dari ini! Dilempari botol air kencing, panggungnya dibakar, dan lain-lain"

Teman disebelahnya mendengarkan, dan menyela, "Tapi PWG tu songong, bro! Tadi anak dork diluar mukulin anak kecil yang berbaju SID"
Ia senyum saja.
"Emang lo liat? Ah, gosip mah biasa. Dulu SID juga digosipin anti sama etnis Jawa, punya tatto fuck Java, kan? Tapi terbukti itu gosip doank. Kalo niat benci emang dapet aja lah alasannya"
...
Mereka berdua asik berdiskusi lagi, sementara aku sibuk dengan pikiranku. Di depan, Pee Wee Gaskins sedang menyanyikan "Dari Mata Sang Garuda" dengan latar bendera merah putih dan Garuda Pancasila. Sayangnya masih ada yang mengacungkan jari tengah.

Pikiran melayang dengan adegan flashback, awal ku berkenalan dengan Superman Is Dead...





* * *


Sejak kelas satu SMP, Superman Is Dead sedang muncul-munculnya dengan album Kuta Rock City. Bahan kekasihku kala itu bercerita bahwa ayahnya disuruh membeli kaset Peterpan malah beli album Kuta Rock ! Tapi yah... perjanannya tidak mulus. Banyak yang mencibir, dari masalah etnis tadi, sampai ke mengungkit-ungkit skill.


"sampul Kuta Rock City"
Tapi aku kala itu terpukau. Kagum!
Mulailah aku teratur mendengarkan album ini secara intens lewat kaset tape yang legendaris. Artwork albumnya juara! Merah dengan gambar bergaya stempel hitam. Seketika lelaki di SMP 1 Negara jadi suka mengkancing kerah baju teratas dan berambut mohawk, biar mirip JRX katanya. Aku pun berusaha keras belajar lagu "Kuta Rock City", karena band ku akan membawakannya di panggung sekolah yang biasanya dipenuhi pop Bali, haha ! Banyak yang mencibir, tapi disanalah serunya. Seru menjadi pemberontak, seru punya pendirian musik dan lifestyle, serta seru menjadi minoritas.

Bagaimana tidak minoritas?
Dulu SID dicap sebagai band biang rusuh. Tiap konser selalu menyerempet bahaya. Dan kami, sekelompok anak desa tetap memberi dukungan penuh. Demi Kuta Rock City, demi Ephedrine King, demi Burn for You, demi Disposable Lies, dan segala demi-demi lain. Ditengah lautan pencibir, kami pemberontak. Dan itu sangat menyenangkan. Punk dan perlawanan terhadap budaya mainstream selalu menjadi pasangan manis, bagaikan kopi dengan pisang goreng di pagi terakhir sebelum hari kiamat;
anggun nan horor!
Bukankah perasaan berdiri tegak menantang itu juga sedang bergemuruh di dada adik-adik dorky dibelakang sana sekarang? Mereka sedang melawan arus mainstream yang benci PWG dengan datang ke arena PRJ lautan outsiders. Bagaimana aku tak respek pada orang-orang pemberontak macam ini?

Aku dulu bangga menjadi muda beda dan berbahaya. Kini, Superman Is Dead sudah besar. Tak ada lagi lemparan, hujatan saat pentas, apalagi bensin dan obor untuk menyulut panggung. Kini ada kata "outsiders" yang menjadi sahabat SID di setiap pestanya. Namun, di malam gelap dengan panggung gemerlapan ini, aku, Dewa Made Cakrabuana Aristokra, pengikut setia Superman Is Dead sejak nyaris 10 tahun lalu merasa rindu akan sesuatu.
  • Mengapa kini ada orang yang mengaku cinta SID justru melempari band lain?
  • Mengapa kini ada orang yang mengaku cinta SID justru menghujat band lain ditengah pentasnya?
  • Tidak kah mereka belajar sesuatu dari perjalanan penuh keringat dan darah band pujaannya ini?
  • Mengapa mereka justru melakukannya pada orang lain?
Aku bingung...





* * *

Kesadaranku kembali ke dunia nyata, ditengah-tengah panggung megah Pekan Raya Jakarta lagi. SID memperkosa panggung dengan luarbiasa berandal. Semua berjingkat, semua sumringah, semua berdansa setan, dan aku ikut dengan mereka. Ikut kesetanan! Entah ini memang benar atau hanya perasaanku saja, orang-orang yang tadi memandangku tajam karena mengacungkan tanda piss ke udara -mungkin aku dianggap dorky-
 kini menari-nari liar dan menjadikan aku semacam target operasi. Kunikmati saja sambil basah kuyup.
Kuperhatikan mereka...
pantas mereka bisa membenci band lain sementara mengaku cinta SID.

Mereka baru-baru saja cinta, terbukti mereka sibuk menari liar menjadikan tubuh penonton lain sebagai samsak hanya berbekal sedikit lagu. Album Black Market Love, mereka seru berjingkat. Album Angels and Outsiders, apalagi! Namun begitu intro lagu Vodkabilly terdengar, mereka diam.

Giliranku beraksi!!! Sekarang!!!

Kuteriakkan liriknya sambil menari liar. Malam gelap dingin mencekam, kesepian serasa ingin berontak!!! Ini lagu yang mengawal tumbuh kembang hidupku, bahkan kapan saat JRX memukul kepala ride nya pun ku tahu pasti. Dilanjutkan dengan Kuta Rock City, kuteriakkan lagi liriknya sambil berjingkat! With the engine running fast! Seketika mereka memandangiku, orang yang mereka kira Dorky. Yeah, aku menikmati hentakkan lagu PWG, aku bahkan suka sekali lagu "Berdiri Terinjak", so fuckin what??? Dengan begitu berarti aku tak boleh mencintai SID? Atau kalau aku mencintai SID berarti harus meneriaki PWG dengan kata-kata kotor? Atau dengan membenci PWG, kalian merasa menjadi lebih "outSIDers" dari yang lain?

Ini aku, ini cintaku pada sekelompok pemuda pemabuk yang berevolusi perlahan menjadi aktivis lingkungan dan keberagaman sekarang. Lalu apa yang dilakukan "para pecinta SID" itu didepanku kini?
Jauh....

Jauh dari pesan lagu Luka Indonesia yang mereka teriakan bersama-sama. Mereka satu nusa satu bangsa namun masih saling hina. Aku kecewa, dan JRX juga kecewa. Lihat tweet-nya ini

JRX_SID: Sama. Mudah2an aksi lempar2an itu berakhir di PRJ & ga terulang lagi RT @kkhancuteunyu: JRX, semalem kecewa sama Outsiders nya
JRX_SID: Atas alasan apapun, melempari sebuah band yg sedang manggung gak akan menjadikan kalian seorang pemberontak.
ahh... SID...
aku rindu kebersamaan kita yang dulu saat kita masih jadi minoritas. Namun apapun yang terjadi, selalu sebarkan pesan damai seperti tadi. Aku salut saat kalian berdiri gagah di pinggir panggung. Makin tinggi nada melodi gitar, maka makin lebar pula neck-nya, makin besar kejayaan, makin besar pula tantangan yang akan dihadapi. Seperti pesan kalian saat fans facebook mencapai 1 juta. Aku tau lewat lagu, tindakan, dan tweet kalian sedang berusaha menularkan nilai-nilai positif.

Maju terus SID...
Untuk PWG, dorky, atau siapa saja diluar sana yang sedang memberontak arus, hormatku padamu! Teruslah berdiri terinjak hadapi hidupmu, dengan semangat berdiri tegak menantang yang tak pernah menyerah dan tak mau mengalah!

bagi kita sesama outSIDers, ingat lagi pesan Superman Is Dead, band yang kita banggakan bersama. Jangan bermusik dengan fasisme. Jangan buang-buang energi dengan membenci. Ayo bangun dunia di dalam perbedaan. Bhinneka Tunggal Ikka, in rock n roll ways! Resapi apa lirik yang kalian teriakkan, dan kalian akan tahu bahwa SID itu liar bagai kuda gila, nasionalis bagai burung garuda, dan cinta kedamaian bagai Mahatma Gandhi!

Salam Rock n Roll!!!

Konser Pee Wee Gaskins Identik Dengan Pelemparan Sandal

 Konser PWG Identik Dengan Pelemparan Sendal Dan Acungan " Jari Tengah "


 Setiap Saya Menonton Konser PWG ( sebutan Pee Wee Gaskins ) Langsung / di Tv Pasti Identik Dengan Lemparan Sandal dan Acungan " Jari Tengah " . Entah alasannya Apa  , Tapi Ini adalah merupakan Sebuah Gambaran Orang Indonesia yang Mengutamakan Perbedaan Sebagai Suatu Alasan Untuk Permusuhan ,
Bukankah kita dulu pernah Berjanji Bahwa Kita akan Menjadikan Perbedaan itu sebagai Kekuatan Bukanya menjadikan Sebuah Permusuhan .
saya tak pikir panjang kalau personil pee wee gaskins tak layaknya segrombolan orang ber-mental baja, bagaimana tidak setiap pee wee gaskins konser "kec di studio" pee wee gaskins selalu dilempari barang-barang paling sering adalah SANDAL,SEPATU. terakhir saya lihat di HIPHIPHURA mereka dilempari sandal. sang vokalis SAN-SAN terkena sandal yang berlumuran lumpur hingga badanya terkena lumpur itu

So , Buat Loe yang Ngaku APWG !
Apa alasan Loe Jangan Sampe Loe Cuman Ikut2 an Doank !!
Namanya Itu Pengecut !!
Okee !!

Bukti SID & PWG Bukanlah Musuh


SUPERMAN IS DEAD + PEE WEE GASKIN !



SIDBobby Kool - Eka Rock – JRX.
Tiga  orang sukses nan ramah yang begitu populer di mata, hati dan telinga kurang lebih 10.000 outsiders  di panggung utama Pekan Raya Jakarta (16/06).

SID membawa energi.
Keseluruhan paket yang kemudian pada titik tertentu  dapat menawarkan sebuah identitas. Dari mulai musik, lirik dan fisik.   Musik punk rock yang dibawakan mempunyai karakter kuat dengan dipadu dengan unsur rock n'roll atau dikenal dengan istilah Rockabilly dan jenis musik ini yang semakin hari semakin digandrungi oleh band-band Indonesia sekarang ini.
Lirik lagu dari band asal Bali ini, mempunyai nilai persuasi yang tinggi. Tema-tema sosial seperti lagu berjudul “outsider”  yang dibawakan malam itu. Lagu yang mengajak sekaligus membuat citra akan sesuatu, yaitu outsiders itu sendiri. Bahwa jadilah seorang outsiders, seorang yang berani di luar sistem untuk melakukan pembaharuan.

Kemudian yang menarik adalah bahwa Superman Is Dead turut mencitrakan Outsiders sebagai fans resmi band ini. Maka yang terjadi adalah ketika mereka ingin dianggap sebagai seorang yang berani untuk berada di luar sistem tersebut, menjadi fans dari band ini adalah cara yang mudah dan menyenangkan.

Tampilan SID sendiri yang mencerminkan kebebasan berekspresi, dimana malam itu tersaji si Jerinx dengan memakai kostum setelan formal tapi tanpa lengan dan bertatoo pula, merupakan daya tarik khususnya bagi anak-anak muda.

Adalah yang sangat luar biasa tentang bagaimana SID menjalani karier bermusiknya ini. Band ini sudah menjadi besar dan akan lebih besar lagi dengan konsep yang dimilki. Baik konsep secara musikalitasnya maupun konsep mengenai idealismenya.

Celakanya, pada level tertentu, penguatan identitas itu dapat mengakibatkan pelemahan untuk berpikir secara luas.
Keberadaan sebuah identitas tersebut yang justru dapat menjadi pemicu sentrisme bahkan sentimentisme. Seperti apa yang terjadi malam itu, sebelum SID naik ke atas panggung, Pee Wee Gaskin diatas panggung dilempari dan dicemooh oleh sebagaian besar penonton yang hadir. Alasan kebencian penonton akan Pee Wee Gaskin pun masih simpang siur. Dari wacana arogansi sampai dendam pribadi.

Apapun itu, bahwa yang terjadi di panggung utama PRJ malam itu, nilai sebuah kesolidaritasan tersaji tepat di depan mata ribuan penonton. Dalam lemparan-lemparan yang masih berluncuran, ketiga personel SID datang untuk membantu menenangkan penonton. Penonton yang hampir bisa dikatakan semuanya yang hadir adalah fans SID (selain dari Jabodetabek ada juga outsiders dari Jawa Barat dan Cirebon yang hadir). Dan penonton dapat ditenangkan, benda-benda pun semakin jarang berterbangan dan tampak SID memberi semangat kepada Pee Wee Gaskin untuk tetap melanjutkan.
Terjebak dalam Identitasoutsider
Sekilas,  identitas mempunyai arti yang penting bagi seseorang. Dan seketika kita mengasosiasikan identitas dalam bentuk kartu pengenal atau sebagainya maka itulah rumusan paling sederhana mengenai identitas.
Atau kita bisa lebih memperuncing masalah ini dengan kata eksistensi. Menunjukkan eksistensi di kalangan muda adalah primadona. Sebuah situasi yang didambakan ketika eksistensi itu benar-benar diakui.
Tapi sering kali masyarakat terjebak dalam situasi dalam pengertiannya untuk menunjukkan eksistensi.

Apa yang terjadi di panggung utama Pekan Raya Jakarta dimana saat itu Pee Wee Gaskin ditimpuki, adalah bukti bahwa pengkultusan identitas itu sendiri mematikan ruang berpikir bahkan mematikan hati.

Lalu apakah band patut dipersalahkan mengenai pengkultusan identitas tersebut ???
Setiap band mempunyai cara tersendiri untuk dapat diterima di masyarakat. Konsep yang ditawarkan SID sebenarnya sangat sederhana. Bahwa mereka ingin menjalin sebuah sinergi atas dasar refleksi tentang keadaan bangsa sekarang ini. Dan apa yang tersaji dalam tema-tema lagunya kebanyakan juga tentang situasi sosial yang secara keseluruhan bersifat konstruktif. Tidak sekedar marah-marah dan frustasi akan suatu kondisi tapi juga mereka mengajak masyarakat khususnya anak muda untuk selalu proaktif  dalam berkarya dan melakukan sesuatu untuk menuju ke sesuatu yang baru dan lebih baik. Ditambah dengan tampilan dan aksi panggung mereka yang eksplosive, maka masyarakat sebenarnya sudah coba diagresikan secara gamblang.
Layaknya sajian di meja makan besar dengan lampu terang. Tidak sampai hanya itu , mereka menyajikannya juga dengan lantunan musik yang mudah ditangkap telinga.

pee_wee_gaskinYang terjadi adalah, masyarakat kita masih suka bergosip salah satunya lewat cekokan televisi melalui sinetron yang memandulkan segenap panca indera. Itu satu.
Kedua, konvergensi teknologi yang semakin tinggi menyebabkan arus informasi (gosip) tersebut merata tanpa sela.
Ketiga, kita sebagai masyarakat tentunya mempunyai pemimpin bangsa yang menjadi suri teladan. Dan apa yang di sauri tauladankan adalah poltik identitas.
Politik identitas yang mengukuhkan perbedaan identitas kolektif, seperti etnis, bahasa, agama, bahasa, dan bangsa, mengalami gelombang pasang. Dan yang keempat, bagaimana tingkat ekonomi rendah bangsa ini yang sering menjadi bara penyulut agresi.

Bahwa faktor yang mendasari sebenarnya sangat banyak. Hanya jika kita telaah satu persatu, khusunya untuk kaum muda yang notabene secara intensitas masih sangat tinggi dalam mengkonsumsi produk-produk budaya lewat media-media baik itu cetak maupun elektronik, integrasi identitas menjadi point krusial dalam hal ini. Bahwa anak-anak muda masih mudah silau dengan sajian-sajian kultur popular.
Apa yang dilihat itulah kebenaran. Dan kebenaran yang mereka lihat bersifat mutlak tanpa memberi ruang berinteraksi dengan perbedaan.

Kebenaran dijadikan identitas bahkan atribut. Mereka berjalan mengenakan atribut tersebut dan memandang sinis kepada setiap orang yang beratribut lain ketika berpapasan. Maka peran berbagai pihak sangat dibutuhkan. Karena hal ini tidak serta merta disemprot dan hilang begitu saja.

Maka “stop pembodohan lewat media khususnya televisi”,  dan budayakan musik sebagai usaha penyetaraan makna.
Dan  politik identitas yang digembor-gemborkan oleh pemimpin bangsa ini harus segera dilawan dengan semangat pondasi dasar negara ini sendiri...

dan kita masih punya Pancasila bukan?

Profil Onadio ( KILLING ME INSIDE )



Full Name: Onadio Leonardo Arya
Location: Jakarta,indonesia
Band: Killing Me Inside




Banyak yang bilang Onad ( Panggilan akrab Onadio ) adalah penyuka sejenis ( HOMO ) karena tingkah lakunya yang Ma'af agak seperti Banci , Jujur Gue emang fans fanatik nya KILLING ME INSIDE Apalagi Onadio , Gue agak nggak setuju bila Orang2 thu memandang sebelah mata Orang ini Karena Onad Bukanlah seorang Homo / banci . buktinya Onad Pernah memacari Widhi ( Vierra ) kok .,
dan loe Buat loe yang sering mencaci KILLING ME INSIDE . Seharusnya Kalian Instropeksi Diri lah
Terlepas Dari Semua Kontroversi itu tapi Gue tetep Mendukung KILLING ME INSIDE .
Orang yang sering di pandang aneh. Orang yang sering ditindas. Orang yang masih belum bisa melipat baju dengan bagus. Orang yang mudah tersentuh. Orang yang selalu bertanya kenapa ini dan kenapa itu. Orang yang tertutup. Orang yang pendiam. Itu semua emang Ada Di Onad

Zodiak: Capricorn
Astrological Sign: Leo
Shio: Rooster
kalau onadio yg biasa kita liat di panggung megang kendali di bass dengan KILLING ME INSIDE, dan sekarang dia udah resmi jadi di vocalis..gilaa..
leonardo arya atau yang biasa dipanggil onad ini. adalah pria kelahiran jakarta, yang lahir pada tanggal 4 january 1990. onadio adalah basis dari KILLING ME INSIDE sekaligus backing vocal dari killing me inside yg sekarang udah resmi jadi vocalis killing me inside. onadio memulai karirnya 3 tahun yang lalu bersama killing me inside,mengeluarkan debut album yang diberi nama. A FRESH START FOR SOMETHING NEW.!
Onad adalah vokalis baru killing me inside menggantikan Sansan yang fokus pada Peewee Gasskins! walau tanpa sansan lagi di killing me inside , band killingmeinside tetap berjaya dengan onad sebagai vokalis baru nya !

Sekian Informasi Dari saya Semoga bermanfaat !
Thank's for your Visit !